HARI/TANGGAL : Jum'at / 08 Mei 2020
Sabtu / 09 Mei 202
Materi : Belajar Dari Hasil Belajar
Kelas : VIIA, VIIB, VIIC, VIID, VIIE, VIIF
Sekolah : SMP Negeri 2 Sragi
BELAJAR DARI HASIL BELAJAR
A. Pengertian Belajar
Semua orang mengenal istilah belajar, aktifitas belajar telah ada sejak adanya
manusia. Manusia melaksanakan aktifitas belajar karena belajar sebagai salah satu
kebutuhan. Ahli belajar ada yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar,
karena dalam dirinya terdapat potensi untuk belajar. Belajar menjadi suatu yang tak
dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, hampir sepanjang waktu melakukan ritual
belajar. Pengertian umum belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
Pengetahuan tersebut diperoleh dari orang lain yang lebih tahu, dari pengalaman, dari
membaca dan sebagainya. Beberapa pengertian tentang belajar diantaranya:
1. Faham behavioristik, belajar sebagai pengubahan tingkah laku pada diri seseorang
yang dilakukan melalui latihan/ membiasakan reaksi atas stimulus/ rangsangan
yang ada.
2. Faham kognitif, belajar sebagai usaha untuk mengerti tentang sesuatu, yang
dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan belajar tersebut bisa berupa
mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati
lingkungan, mempraktekkan, dan respon lainnya untuk mencapai tujuan.
3. Dalam kamus besar bahasa indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu tertentu dengan bergantung pada kekuatan harapan bahwa
tindakan itu akan diikuti oleh hasil bagi orang yang bersangkutan.
Dari faham diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di
dalam kepribadian dan tingkah laku manusia dalam bentuk kebiasaan, penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan, dan sikap berdasarkan latihan dan pengalaman dalam mencari
informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan untuk mengumpulkan pengetahuan
melalui pemahaman, penguasaan, ingatan, pengungkapan kembali di waktu yang akan
datang. Belajar berlangsung terus-menerus dan tidak boleh dipaksakan.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Djamarah (2000;45), sebagai prestasi dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Untuk menghasilkan sebuah
prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang besar, keuletan, kesungguhan dan
kemauan, rasa optimisme yang tinggi untuk bisa mencapainya. Sementara itu Arikunto
(1990;133), mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses
belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur.
Perubahan pada diri individu yang belajar berupa pengetahuan, kecakapan, sikap, pengertiam
dan penghargaan diri pada individu tersebut.
Tujuan kegiatan belajar dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Kognitif
Tujuan kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan intelektual, dari yang sederhana yaitu mengingat sampai memecahkan masalah, menghubungkan gagasan.
Terdapat 6 tingkatan yaitu: mengingat, mengerti, memakai, menganalisa, menilai dan mencipta. Tujuan afektif, merupakan tujuan belajar yang berhubunhgan dengan perasaan, emosi, system nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.
2. Afektif
Tujuan afektif dari yang paling sederhana yaitu memperhatikan fenomena sampai kepada yang komplek yang merupakan factor internal seseorang. Seperti: minat, sikat hati, sikap menghargai, system nilai serta kecenderungan emosi.Dalam mencapai tujuan afektif memerlukan keteladanan dan waktu yang cukup, tidak seperti pencapaian kawasan kognitif. Kawasan afektif diantaranya adalah kemampuan dalam menerima, menanggapi, menghargai, mengorganisasikan dan menghayati.
3. Psikomotor
Kawasan psikomotor adalah, kawasan yang berorientasi pada keterampilan motorik yang
berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action), yang memerlukan koordinasi
antara syaraf, fikiran dan otot, sihingga diperoleh tingkat keterampilan fisik tertentu.
Misalnya kegiatan yang dihubungkan dengan latihan menuls, berbicara, olahraga serta bidang
studi berkaitan dengan keterampilan. Ketrampilan dalam membongkar dan memasang mesin,
mereparasi mesin, mengatur muatan kapal, menggunakan berbagai alat atau perkakas
bengkel, membuat grafik dan lain-lain.
Perubahan tingkah laku sebagai Hasil belajar dapat dapat disimpulkan, individu yang belajar
akan memiliki ciri-ciri sbb:
1. Adanya kepuasan dan kebanggaan yang dapat memotivasi diri untuk terus belajar.
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi diri sendiri, akan tahan lama diingat,
membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dan dapat
digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya.
4. Kemampuan untuk mengontrol, menilai dan mengendalikan diri dalam proses dan
usaha belajarnya.
Berkaitan dengan usaha untuk mencapai hasil belajar, sering dijumpai masalah sehingga
prestasi tidak bisa mencapai hasil yang optimal. Masalah yang muncul dapat mengganggu
tugas perkembangan pada fase berikutnya, bahkan akan mengganggu dalam menjalani
kehidupan. Masalah-masalah tersebut adalah:
1. Kemampuan akademik, yaitu yang memiliki kemampuan inteligensi tinggi tetapi
tidak dapat memanfaatkan secara optimal.
2. Ketercepatan dalam belajar, yaitu yang memiliki kecerdasan(IQ ≥ 130), yang
memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar
yang amat tinggi.
3. Sangat lambat dalam belajar, yaitu yang memiliki kemampuan akademik kurang
memadahi dan perlu mendapat pendidikan/pengajaran khusus.
4. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan kurang bersemangat dalam belajar,
malas.
5. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi dan kegiatan belajar
sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, misal suka menunda-nunda tugas,
mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya, dst.
Sedangkan berkaitan dengan masalah atau gangguan emosional yang berpengaruh terhadap
hasil belajar, diantaranya adalah:
1. Hiperaktif, cenderung tidak bisa duduk dengan tenang saat belajar.
2. Cepat bosan (distractibility), sering mengalihkan perhatian ke berbagai obyek lain,
mudah dipengaruhi, dan tidak bisa memusatkan perhatian.
3. Pendiam, pasif, sangat perasa (poor self concept), sehingga mudah tersinggung.
4. Cepat bereaksi (impulsif), atas pertanyaan yang diberikan tetapi jawabannya tidak
menunjukkan berfikir yang logis.
5. Suka merusak benda-benda disekitarnya (destuctive behavior), sikap agresif yang
negatif, mudah tersinggung.
6. Suka mengeluarkan kata-kata kasar, tidak sopan (distruptive behavior), cenderung
suka mengejek, menentang guru.
7. Selalu tergantung kepada orang tua (dependency), merasa takut dan tidak mampu
untuk berani melakukan sendiri dan sangat bergantung kepada orang-orang
disekitarnya.
8. Withdrawl, yaitu anak yang mempunyai sosial ekonomi sangat rendah, sehingga
merasa dirinya bodoh, tdk mampu dan enggan mencoba membuat tugas.
9. Learning disability, adalah anak yang tidak memiliki kemampuan mental setara
dengan teman sebayanya, sehingga sulit menganalisis, menangkap isi mata pelajaran,
dan mengaplikasikan yang telah dipelajari.
10. Learning disorder, anak yang mempunyai cacat bawaan baik kerusakan fisik atau
syaraf. Pada umumnya sulit untuk belajar secara normal, mereka butuh penanganan
ahli.
11. Underachiever, yaitu anak yang mempunyai potensi intelektual diatas rata-rata, tetapi
prestasinya di kelas sangat rendah, semangat belajar juga rendah, sering
menyepelekan tugas dan lupa mengerjakan PR
12. Overachiever, yaitu anak yang mempunyai semangat belajat sangat tinggi, merespon
dengan cara cepat. Biasanya tidak bisa menerima kegagalan, sulit menerima kritik.
13. Slow learning, adalah anak yang sulit menangkap pelajaran, butuh waktu lebih lama
untuk menjawab dan mengerjakan tugas.
14. Sosial interseption, yaitu anak yang kurang peka dan tidak peduli terhadap
lingkungannya. Kurang tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit bergaul dengan
teman-teman di kelas.
C. Sikap dalam Belajar
Beberapa tips, sikap dalam belajar yang baik agar diperoleh hasil yang optimal adalah:
1. Rumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam belajar.
2. Belajar harus percaya diri dan memiliki motivasi yang kuat.
3. Lingkungan belajar harus menyenangkan.
4. Sarana dan prasarana belajar yang memadahi.
5. Lengkapi buku-buku pelajaran, buku tulis dan alat-alat tulis (pensil, fulpen,
penghapus, penggaris, busur, jangka, text marker, pensil warna-warni, rautan dst),
karena peralatan tersebut sebagai dukungan kekuatan pribadi Anda untuk siap dalam
belajar.
6. Miliki ketrampilan belajar dengan suka membaca, menuliskan dan membuat
pertanyaan.
7. Buat catatan (tulis dan susun), jadikan menulis dan bertanya sebagai hal yang
menyenangkan.
8. Berlatihlah disiplin, jujur dan bertanggung jawab atas hasil belajar.
9. Kenalilah gaya belajar dan optimalkan sesuai kemampuan Anda.
10. Belajar dikatakan berhasil bila ada perubahan sikap perilaku.
Nama:keysa aulian as'ya putri
BalasHapusKelas:7e
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama:salwa nur azizah
BalasHapusKelas:VIIE
Nama: Syafa Naza Khairunisa
BalasHapusKelas:VIIE
Nama:Rani triansah
BalasHapusKelas:Vll D
Nama: Istikomah
BalasHapusKelas: VIID
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama:Topik Hidayat
BalasHapusKelas:Vll.C
Nama : Anggun Desmahazah
BalasHapusKelas: 7b
Nama:Salamah
BalasHapusKelas:7e
Nama:Alpina Damayanti
BalasHapusKelas:7E
Nama:Dessy Nurmaya
BalasHapusKelas:7E
nama:andrea patria putra
BalasHapuskelas:7e
nama:andrea patria putra
BalasHapuskelas:7e