HARI/TANGGAL : Sabtu / 03 Oktober 2020
Asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur pada orang lain tanpa merugikan orang lain. Apabila kita mampu mengungkapkan perasaan negatif (marah, jengkel) secara jujur sesuai dengan apa yang kita rasakan tanpa menyalahkan orang lain, maka kita telah mampu berperilaku asertif. Berperilaku asertif, tidak hanya terbatas untuk mengungkapkan perasaan yang positif (senang) tetapi juga yang negatif.
Perilaku asertif adalah suatu tindakan yang sesuai dengan keinginan serta tetap menjaga dan menghargai perasaan dan hak orang lain, mengekspresikan pendapat, saran, dan perasaan secara jujur dan nyaman, serta dalam bertindak dapat memelihara hubungan interpersonal yang harmonis dan efektif.
B. Karakteristik Perilaku Asertif
Orang yang berperilaku asertif memiliki karakteristik antara lain :
a. Mampu dan terbiasa mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang lain.
b. Meminta pertolongan pada orang lain pada saat membutuhkan pertolongan.
c. Sering bertanya pada orang lain pada saat sedang bingung.
d. Pada saat berbeda pendapat dengan orang lain, mampu mengungkapkan pendapatnya secara jujur dan terbuka.
e. Memandang wajah orang yang diajak bicara pada saat berbicara dengannya.
C. Tujuan perilaku asertif adalah :
a. Membuat proses komunikasi berjalan efektif
b. Membangun hubungan yang kesetaraan, kesejajaran dan saling menghormati.
D. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perilaku Asertif
Faktor pengalaman masa kanak-kanak. Faktor tersebut dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain :
- Pola Interaksi
Ada 3 pola interaksi yang terbentuk sebagai hasil pengalaman pada masa kanak-kanak, yaitu :
1) I’m not OK – You’re OK
Saya tidak OK – kamu OK, maksudnya adalah saya harus yakin bahwa apa yang saya katakan tidak akan menyinggung perasaanmu. Pola interaksi ini merupakan perilaku non asertif, karena membiarkan diri kita pasif dengan alasan takut mengecewakan orang lain.
2) I’m OK – You’re not OK
Saya OK – kamu tidak OK. Maksudnya, orang lain patut mendapatkan kemarahan dan hinaan dari saya. Pola ini merupakan perilaku agresif, karena bila kita membuat orang lain tidak nyaman dengan apa yang telah kita katakan.
3) I’m OK – You’re OK
Saya OK – kamu OK. Maksudnya, saya bebas mengungkapkan apa yang saya rasakan dan saya bertanggung jawab terhadap perasaan saya. Pola interaksi ini merupakan perilaku asertif karena kita bebas mengungkapkan apa yang kita rasakan tanpa membuat orang lain merasa tidak nyaman.
E. Cara Menumbuhkan Perilaku Asertif
Beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain :
a. Berusahalah dan biasakanlah berbicara dengan rasa percaya diri.
b. Berusahalah dan biasakanlah mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan jelas pada orang lain.
c. Biasakanlah memandang wajah orang yang Anda ajak bicara.
d. Biasakanlah mengungkapkan pendapat kita secara jujur dan terbuka pada orang lain.
e. Apabila Anda ingin melakukan suatu penolakan maka katakan “tidak” (dengan kata-kata, nada, alasan yang bisa dimengerti serta diawali “maaf”).
f. Responslah emosi Anda dengan cara yang sehat untuk menghindari perilaku agresif. Beberapa langkah untuk merespons emosi secara sehat :
· Sadarilah emosi Anda. Perhatikan emosi apa yang Anda rasakan. Misalnya : Apakah Anda takut? Apakah Anda senang?
· Akuilah emosi Anda. Perhatikan emosi apa yang Anda rasakan dan kira-kira seberapa kuat anda mengendalikan emosi.